Cuma di sikon ini, gue dengan terbuka, dan jujur mengakui justru gue yang merasa seperti di PHP-in. Gue yang mengesahkan diri sebagai anti PHP, sekarang malah ngerasain banget dan menyetujui yang namanya di PHP itu ada. Gue disini mungkin yang terlalu bodoh juga kali ya, terlalu mengharap sesuatu yang ada jauh di atas ruang gapai gue.
Nyeseknya gaspol.
Pengen marah, pengen protes tapi apa gunanya juga? Tapi gue juga bingung mau apa sekarang, gue harus apa? Mungkin cuma Tuhan yang tau jalan keluarnya.
Yang tergalau,
Anti PHP yang di PHP-in
Anti PHP yang di PHP-in
No comments:
Post a Comment